Posts

GELIAT POLITIK ISLAM INDONESIA KINI DAN NANTI

Perkembangan partai politik Islam saat ini cukup mengesankan dibandingkan saat era orde baru. Namun se-impresif itu kah partai dengan ideologi Islam dalam perpolitikan Indonesia pasca orde baru? Dari perspektif historis komparatif, Muslim Indonesia secara politik menjadi lebih pragmatis dan rasional. Asumsi ini jelas perlu dasar untuk mempertahankan validitasnya. Penulis menganggap bahwa tidak ada ukuran yang lebih tepat untuk mengevaluasi sikap religius-politik Muslim Indonesia selain pemilihan umum (Pemilu). Sejak kemerdekaan, rakyat Indonesia telah melalui beberapa Pemilu, empat di antaranya secara demokratis: pada 1955, 1999, 2004, dan 2009. Dengan memperbandingkan keempat Pemilu ini, kita mendapatkan gambaran yang sangat berbeda tentang Islam Indonesia. Alih-alih menjadi makin ideologis, sikap religius-politik Muslim Indonesia malah makin pragmatis. Tiga Pemilu terakhir jelas-jelas menunjukkan bahwa partai-partai politik Islam gagal memperbaiki rapor yang mereka capai pada 1955 (4

ADAM UBER ALLES

Siapa yang tidak tahu Ndarboy Genk dengan lagu Mendung Tanpo Udan nya yang cukup fenomenal? Rugi lah kalian jika belum pernah mendengarkan. Karena Mendung Tanpo Udan ini harusnya bisa menjadi kritikan bagi kaum Adam untuk tidak melanggengkan bias gender. Dalam lagu itu menceritakan kegagalan sebuah hubungan akibat pria punya bayangan membaca koran dan sarungan, sedangkan wanita belanja menggunakan daster sendirian. Mungkin sebagian khalayak umum menganggap ini hal yang remeh, didukung dengan ajaran agama yang mewajibkan wanita mengurusi domestik atau reproduksi, tapi pernakah kalian berpikir bahwasanya wanita tidak selalu pintar urusan domestik. Lihat saja chef ternama yang sering muncul di televisi kita, apakah dominan wanita? Sebenarnya saya tidak mempermasalahkan lagu tersebut, jujur saja lagunya enak dan sudah menjamur di kepala saya akibat masifnya teman, warkop, dan medsos yang memutarnya pada setiap jengkal kehidupan. Namun saya skeptis apakah mereka-mereka yang mendengarkan la

Sumpah Pemuda & Semangat Jiwa Zaman

Pada masa pra kemerdekaan para pemuda di tanah air Indonesia giat bekerja dalam berbagai organisasi kedaerahan dan gigih berjuang dalam gerakan politik. Walaupun tujuan mereka sama, yaitu Indonesia merdeka, mereka masih terikat pada kepentingan daerahnya masing-masing. Untuk menghindari perpecahan akhirnya para pemuda dari berbagai penjuru tanah air yang diwakili oleh organisasi pemuda daerah seperti: Jong Java, Jong Soematra, Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Batak Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpunan Peladjar Indonesia mengikrarkan diri untuk bersatu demi bangsa dan bernegara. Bulan Oktober menjadi salah satu bulan istimewa di Indonesia selain Agustus. Pasalnya pada bulan ini terjadi serangkaian peristiwa yang membangkitkan semangat dan persatuan yakni Sumpah Pemuda yang diselenggarakan dalam Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Kongres ini dilakukan selama dua kali, yakni yang pertama bernama Kongres Pemuda I yang dilakukan tanggal 30 Ap